Jumat, 17 Mei 2013

TEKNIK BUDIDAYA IKAN HIAS NEMO ATAU CLOWNFISH
Mengenal ikan nemo atau clownfish
lkan badut adalah ikan hias air laut dari subfamili Amphiprioninae. Terdapat sekitar 28 spesies dikenali, salah satunya berada di genus Premnas, sementara sisanya di genus Amphiprion. Ikan badut berwarna kuning, jingga, kemerahan atau kehitaman. Spesies terbesar dapat tumbuh mencapai panjang 18 cm, sementara terkecil hanya mencapai 10 cm. Di jepang, ikan badut di kenal dengan nama kakure-kumanomi, di Rusia: obyknovennaya rybka-kloun, dan di Denmark: klovnfisk.
Nama Ilmiah: Amphiprion percula
Nama lain : ikan badut (clownfish), ikan anemon (anemone fish), ikan nemo
Ukuran: 3 – 4 inci (10 cm)
Harapan hidup: 3 – 6 tahun
Class: Actinopterygii
Order: Perciformes
Family: Pomacentridae
 
                                 
Habitat dan Penyebaran
Ikan badut merupakan ikan karang tropis yang hidup di perairan hangat pada daerah terumbu dengan kedalaman kurang dari 50 meter dan berair jernih. Dengan daerah penyebaran di Samudera Pasifik (Fiji), Laut Merah, Samudra Hindia (Indonesia, Malaysia, Thailand, Maladewa, Burma), dan Great Barrier Reef Australia.
Makanan
Ikan badut merupakan ikan omnivore (pemakan hewan dan tumbuhan), jadi selain invertebrata kecil (crustacea & parasit yang melekat pada tubuh anemon), alga juga diketahui memenuhi 20 – 25% kebutuhan nutrisinya.
Simbiosis Mutualisme
Ikan badut & anemon hidup berdampingan & saling menguntungkan, Anemon akan melindungi ikan badut dan ikan badut akan menangkal ikan kupu-kupu (Butterfly Fish) yang suka memakan anemon. Ikan badut juga akan memakan invertebrata kecil yang melekat di tentakel anemon yang membahayakan anemon (parasit) dan membantu membersihkan anemon dari kotoran seperti pasir dsb. Di sisi lain kotoran dari ikan badut memberikan nutrisi untuk anemon.
Teknik budidaya ikan nemo/clownfish
           1.      persiapan wadah
Wadah yang digunakan untuk induk adalah aquarium 40 x 40 x 40 cm yang dilengkapi dengan instalasi air laut dan aerasi serta saluran pembuangan. Aquarium tersebut ditempatkan di ruangan yang cukup cahaya sinar matahari hal dimakasudkan untuk menghidari parasir baik untuk induk maupun terhadap telur yang dihasilkan.
            2.      Induk yang digunakan
Induk yang digunakan adalah induk alam atau induk dari hasil pemijahan yang sudah diseleksi baik dari segi Kesehatan, jenis, ukuran, warna maupun karakter lain yang diminati oleh pasar.
            3.   Perjodohan
Perjodohan dilakukan untuk mendapatkan pasangan induk yang cocok, ikan nemo jika merasa tidak cocok dengan pasangannya maka ikan tersebut akan berantem sampai ada mati. Perjodohan ikan nemo tidaklah terlalu sulit cukup memilih induk yang besar (betina) dan induk yang agak kecil (jantan) masukkan dalam aquarium yang sudah disiapkan, sebaiknya sirkulasi air dilakukan selama 24 jam agar kondisi kualitas air tetap terjaga. Setelah perjodohan dilakukan, sebaiknya diamati terus, jika tidak terjadi kecocokan maka pasangan tersebut harus diganti sampai mendapatkan pasangan yang cocok.
4.      Penanganan iduk
Untuk mempercepat proses pemijahan dan dapat menghasilkan telur yang berkualitas maka pakan yang diberika harus berkualitas pula dan diberikan sesering mungkin. Pada tahap awal pemijahan telur yang dihasilkan masih sedikit dan bahkan terkadang tidak menetas,  pada Pemijahan selanjutnya produksinya akan terus meningkat. Pemijahan terjadi pada siang hari yaitu sekitar pukul 12.00 - 17.00 dimana induk betina perlahan meletakkan dan menata telurnya pada subsrat dekat anemone lalu dibuahi oleh jantan, hal ini dilakukan berulang kali sampai proses pemijahan selesai. Telur dijaga dan dibersihkan oleh induknya namun yang paling dominan adalah jantan. Telur menetas menjadi larva setelah berumur 6 sampai 9 hari dan biasanya telur menetas dimalam hari yaitu sekitar pukul 19.00 - 20.00. 
5.      Penanganan larva
Dalam pemeliharaan larva sebaiknya wadah yang digunakan minimal bervolume 1 ton karena semakin kecil volume air maka pluktusi perubahan kualitas air juga semakin cepat dan sangat berpengaruh SR dan pertumbuhan larva.  Pada tahap awal pakan yang diberikan adalah rotifer yang disesuaikan dengan kepadatan larva dan dipertahankan rotifernya 5-10 sel/ml air. Selain rotifer pakan alami berupa naupli artemia diberikan mencapai  umur 7 atau sekitar 10 hari disesuaikan setelah larva mampu mengkonsumasi naupli artemia tersebut. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna larva dari hitam menjadi agak kemerahan dan pada saat itulah larva dapat mengkonsumsi naupli artemia. Pakan tambahan juga dapat diberikan berupa pellet setelah umur >10 hari. larva sudah dapat dipindahkan ke wadah pembesaran setelah 12 hari pemeliharaan. 
6.   Pembesaran
Pembesaran dapat dilakukan pada aquarium, bak fiber atau kolam, namun untuk memudahkan penanganan disaat benih baru keluar dari bak larva sebaiknya dipelihara dalam aquarium dengan system air mengalir. Penanganan diaquarim memudahkan dalam pengontrolan terhadap penyakit, pemberian pakan, perbaikan kulitas. Stelah berukuran 2 cm maka sebaiknya dipelihara di wadah yang lebih luas. Pemberian pakan sebaiknya diberikan sesering mungkin minimal 3 kali sehari, jenins pakan yang diberikan dapat berupa pellet, artemia, cacing renik, udang renik ataupun jentik nyamuk. 

7. Gambar beberapa jenis benih ikan nemo 

Gambar 1. benih nemo biasa (Amphyprion ocellaris)


Gambar 2. benih nemo biak (Amphyprion percula)

Gambar 3. Giro pasir (Amphyprion sp.)







                    Keterangan : Kiri atas adalah wadah akuarium untuk induk dan kanan atas adalah bak
                                          pembesaran benih

Budidaya Ikan Manfish (Angel Fish)

Ikan Manfish yang dikenal juga dengan istilah 'Angel fish' ialah termasuk ikan bertulang sejati. Disebut Angel Fish, karena bentuk dan warnanya yang menarik dan gerakkannya yang tenang. Habitat asli ikan ini berasal dari perairan Amazon, Brazil, Columbia dan Peru di wilayah Amerika Selatan.

Ia hidup di perairan air tawar (pH 6 – 8) yang tenang arus airnya dan punya banyak tanaman air. Suhu air ideal untuk Manfish berkisar 24 – 30 oC. Ukuran ikan Manfish bisa mencapai panjang 7,5 cm (di kepustakaan ada yang menyatakan panjangnya bisa lebih dari 25 cm).

Manfish (Pterophyllum scalare) tergolong ke dalam famili Cichlidae, mempunyai ciri-ciri morfologis dan kebiasaan sebagai berikut:

- Memiliki warna dan jenis yang bervariasi
- Bentuk tubuh pipih, dengan tubuh seperti anak panah
- Sirip perut dan sirip punggungnya membentang lebar ke arah ekor, sehingga tampak sebagai busur yang berwarna gelap transparan
- Pada bagian dadanya terdapat dua buah sirip yang panjangnya menjuntai sampai ke bagian ekor.
- Menjaga dan melindungi keturunannya.
- Bersifat omnivorus
- Tergolong mudah menerima berbagai jenis makanan dalam berbagai bentuk dan sumber

Beberapa jenis ikan Manfish yang dikenal dan telah berkembang di Indonesia antara lain: Diamond (Berlian), Imperial, Marble dan Black-White.

Manfish Diamond (Berlian) berwarna perak mengkilat sampai hijau keabuan. Pada bagian kepala atas terdapat warna kuning hingga coklat kehitaman yang menyusur sampai bagian punggung.

Manfish Imperial mempunyai warna dasar perak, tetapi tubuhnya dihiasi empat buah garis vertikal berwarna hitam/coklat kehitaman.

Manfish Marble memiliki warna campuran hitam dan putih yang membentuk garis vertikal.

Sedangkan Manfish Black-White mempunyai warna hitam menghiasi separuh tubuhnya bagian belakang, dan warna putih menghiasi separuh bagian depan termasuk bagian kepala.

Klasifikasi angelfish menurut Schultze (1823) sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Metazoa
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Superclass : Osteichthyes
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Cichlidae
Genus : Pterophyllum
Species : Pterophyllum scalare

Untuk melakukan pembibitan dan pemeliharaan ikan manfish sampai layak jual, diperlukan perawatan yang baik. Perawatan yang baik meliputi perawatan kondisi air yang baik dan terebas dari zat-zat kimia berbahaya seperti amoniak dan lain-lain. Selain itu kondisi kolam harus cukup tersedia oksigen sebagai zat penting untuk ikan.

Untuk menambahkan kandungan oksigen terlarut dalam air perlu dipasang aerator. Untuk menyaring kotoran dalam kolam ikan manfish biasanya ditambahkan filter kolam yang menyaring kotoran fisik maupun kimia.

Pengelolaan Induk

Ikan manfish dapat dijadikan induk setelah umurnya mencapai 6 – 7 bulan, dengan ukuran panjang ± 7,5 cm, untuk yang jantan dan 5 cm, untuk yang betina. Ukuran yang sering diperjual belikan secara aman adalah sebesar koin. Hati-hati jika membeli ikan untuk indukan di kios-kios, sebab sering kali ikan-ikan tersebut sudah masuk tahap di afkir, sehingga tidak akan baik jika dipakai sebagai indukan.

Untuk mencapai hasil yang optimal, induk harus dikelola dengan baik, antara lain dengan pemberian pakan yang baik seperti jentik nyamuk, cacing Tubifex, atau Chironomous.

Selain itu, karena induk ikan manfish sangat peka terhadap serangan penyakit, maka perlu diberikan obat antibiotik secara periodik Obat yang biasa digunakan antara lain Oxytetracycline dan garam.

Ciri Seksual

Sebelum ikan ini dewasa, susah membedakan antara jantan dan betinanya. Sebelum dipijahkan, induk manfish dipelihara secara massal ( jantan dan betina ) terlebih dahulu dalam satu akuarium besar (ukuran 100 x 60 x 60 cm3). Betina yang siap bertelur, kelihatan gendut pada perutnya dan dikelamin terlihat menonjol keluar. Setelah telur matang dan masuk waktunya kawin, mereka mencari pasangan yang cocok. Induk manfish yang akan kawin selalu berpasangan, berenang berdampingan dan memisahkan dari ikan lainnya. Induk yang berpasangan tersebut sudah dapat diambil dan dipijahkan pada tempat pemijahan.

Selain itu dapat dilakukan dengan memasangkan induk manfish secara langsung setelah mengetahui induk jantan dan betina. Induk jantan memiliki ciri-ciri ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan induk betina. Kepala induk jantan terlihat agak besar dengan bagian antara mulut ke sirip punggung berbentuk cembung, serta bentuk badan lebih ramping dibandingkan dengan ikan betina.

Sementara induk betina memiliki ciri-ciri, ukuran tubuh yang lebih kecil dan bentuk kepalanya yang lebih kecil dengan bagian perut yang lebih besar/gemuk serta terlihat agak menonjol.

Teknik Pemijahan

Setelah induk memijah, penetasan telur dapat segera dilakukan. Penetasan telur ada beberapa cara:

Substrat yang telah ditempeli telur diangkat, untuk dipindahkan kedalam aquarium penetasan. Pada waktu mengangkat substrat diusahakan agar telur senantiasa terendam air, untuk itu dapat digunakan baskom atau wadah lain yang dimasukkan ke tempat pemijahan

Cara kedua yaitu telur ditetaskan dalam tempat pemijahan. Setelah menetas (2 ~ 3 hari) benih yang masih menempel pada substrat dapat dipindahkan ke aquarium. Pemindahan benih dilakukan dengan cara yang sama

Pemijahan dilakukan di akuarium berukuran 60 x 50 x 40 cm3 dengan tinggi air 30 – 40 cm. Selanjutnya beri tambahan oksigen dengan menggunakan pompa udara. Akuarium juga perlu diberi aerasi untuk menyuplai oksigen. Ikan manfish akan menempelkan telurnya pada substrat yang halus, misalnya pakai kaca yang di taruh dalam akuarium secara miring, ada juga pakai batang kayu, keramik lantai, cone yang dijual di toko akuarium, atau yang lazim dipakai para peternak adalah potongan pipa PVC yang telah disiapkan/ditempatkan dalam akuarium pemijahan.

Karena ikan manfish cenderung menyukai suasana yang gelap dan tenang, maka pada dinding akuarium dapat ditempelkan kertas atau plastik yang berwarna gelap. Induk manfish akan memijah pada malam hari. Induk betina menempelkan telurnya pada substrat dan diikuti ikan jantan yang menyemprotkan spermanya pada semua telur, sehingga telur-telur tersebut terbuahi.

Jumlah telur yang dihasilkan setiap induk berkisar antara 500 – 1000 butir, tergantung jenis dan besar ikannya. Selama masa pemijahan tersebut, induk tetap diberi pakan berupa cacing Tubifex, Chironomous atau Daphnia.

Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva

Telur yang menempel pada substrat, selanjutnya dipindahkan ke akuarium penetasan telur (berukuran 60 x 50 x 40 cm3) untuk ditetaskan. Pada air media penetasan sebaiknya ditambahkan obat anti jamur, antara lain Methyline Blue dengan dosis 1 ppm.

Untuk menjaga kestabilan suhu, maka ke dalam media penetasan telur tersebut digunakan pemanas air (water heater) yang dipasang pada suhu 27 – 28 oC.

Telur manfish akan menetas setelah 2 – 3 hari, dengan tingkat penetasan telur berkisar 70 – 90 %. Selanjutnya paralon tempat penempelan telur diangkat dan dilakukan perawatan larva hingga berumur ± 2 minggu.

Telur dan benih yang masih menempel pada substrat tidak perlu diberi makan. Setelah lepas dari substrat (3 ~ 4 hari) dapat diberikan makanan berupa rotifera atau kutu air yang disaring, selama 5 ~ 7 hari. Selanjutnya benih diberi kutu air tanpa di saring.

Pakan yang diberikan selama pemeliharaan larva tersebut berupa pakan alami yang sesuai dengan lebar mulut larva dan memiliki kandungan protein yang tinggi, antara lain nauplii Artemia sp. Pakan tersebut diberikan 2 kali sehari ( pagi dan sore ) hingga larva berumur 7 – 10 hari diberi kutu air dan benih mulai dicoba diberi cacing rambut (cacing Tubifex).

Pendederan dan Pembesaran

Setelah berumur ± 2 minggu, benih tersebut dapat dilakukan penjarangan untuk kemudian dilakukan pendederan sampai ikan berumur satu bulan.mLangkah berikutnya adalah memanen benih tersebut, untuk dipindahkan ke dalam bak / wadah pembesaran.

Pembesaran dapat dilakukan dengan akuarium, bak fiber, bak semen, kolam terpal hingga kolam lumpur yang luas. Jika dipelihara pada kolam lumpur pakan alami akan lebih banyak tersedia sehingga pemberian makanan tambahan tidak begitu banyak. Jika dipelihara pada akuarium atau kolam semen ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

Setelah benih memakan cacing rambut, perlu dilakukan penjarangan di aquarium yang lebih besar. Pada 1,5 bulan dapat ditebar sebanyak 1.000 ekor benih pada bak tembok berukuran (1,5 x 2) meter persegi dengan tinggi air 15 – 20 cm.
Selanjutnya penjarangan dilakukan 2 minggu sekali dengan membagi dua, sehingga tiap kolam diisi 100 ekor / m2.
Pada keadaan terbatas kepadatan lebih dari 100 ekor, asal ketinggian air ditambah serta diberi pompa udara.
Pembersihan kotoran dilakukan setiap hari dengan menyiphon dan air sebagaimana semula, atau jika kolam/akuarium memiliki sistem filter yang baik tidak perlu melakukan pembersihan air, cukup menambahkan air jika mulai berkurang. Penggantian air sebagian bisa dilakukan seminggu sekali.

Selama masa pembesaran, diupayakan agar ada aliran air ke dalam wadah pembesaran walaupun sedikit. Pakan yang diberikan berupa cacing Tubifex atau pellet sampai benih berumur ± 2 bulan. Ukuran yang dicapai biasanya berkisar 3 – 5 cm. Jika pakan dan kualitas air mendukung, keberhasilan pada masa pembesaran dapat mencapai 70 – 90 %.

Selanjutnya benih manfish dapat dibesarkan lagi hingga mencapai ukuran calon induk atau induk dengan padat penebaran yang lebih kecil.

Penyakit dan Penanggulangannya

Ikan manfish dikenal cukup peka terhadap serangan penyakit, untuk itu diperlukan pengelolaan secara baik dengan menjaga kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan. Beberapa jenis parasit yang biasa menyerang benih/induk Manfish antara lain adalah : Trichodina sp., Chillodonella sp. dan Epystilys sp. Sedangkan bakteri yang menginfeksi adalah Aeromonas hydrophilla.

Beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk menanggulangi serangan penyakit parasitek antara lain : Formalin 25%, NaCl 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit bakterial dapat digunakan Oxytetrachycline 5 – 10 ppm dengan cara perendaman 24 jam.
Nama Lengkap : Andiestian Elfanarendra
Tempat Lahir     : Pekalongan
Alamat              : Jl. Kh. A. Dahlan GG IX No. 54 RT 03 RW02 Tirto Pekalongan
Kecamatan       : Pekalongan Barat
Kota                 : Pekalongan
No.Hp              : 087764697093 / 085786641912